"amamiya"
suara takeshi meluapkan fikiran-fikiran smoky, ia yang tengah berjemur ditemani oleh takeshi yang siap disisinya -permintaan lala 'oniichan masih dalam penyembuhan harus ada yang menjaga saat berjemur diatas, aku ga mau oniichan kenapa-napa' ucapnya dengan penuh penekanan-sambil berbagi cerita tentang kemajuan nameless road, menunjuk kearah jalanan utama yang terlihat dari balkon tempat smoky dan takeshi berdiri.
terlihat sepasang legenda sword tengah berjalan, ditangan keduanya terdapat box besar yang ditutup rapat serta kantong besar yang dari kelihatannya berisi makanan ringan dan manis.
legenda yang tersebar tidak menyebutkan sisi mereka yang disini, sang kakak tengah berjongkok dikerumuni oleh anak-anak dari nameless road yang ditangannya tengah menikmati makanan kecil yang diberikan dari sang legenda, lala pun ada disana tersenyum ringan sambil membantu anak-anak yang tidak mengetahui cara untuk membuka bungkusan tersebut. si bungsu amamiya pun tak terlupa, ia yang tengah membagikan beberapa baju hangat kepada penduduk-penduduk yang ada disekitar, terlihat pula beberapa bungkusan kecil ia selipkan didalam pakaian yang ia berikan.
legenda tak menyebutkan sisi lain dua bersaudara yang terkenal ini, sisi lain yang tidak ada yang tau kecuali mereka penduduk nameless road, begitu pun para penduduk tak pernah menyebutkan sisi ini pada orang lain, mereka bahkan tidak berani untuk keluar dari tempat terpuruk ini.
tempat terpuruk yang indah
menurut smoky
"apa ini tidak apa-apa, smoky? kita terlihat seperti terlalu bergantung pada mereka" tutur takeshi sambil memperhatikan kedua kakak beradik yang tengah berbakti sosial tersebut. ada nada kesedihan dan tak berdaya dalam ucapannya, smoky lebih merasakannya ketimbang mendengarnya.
smoky tak banyak bicara ia hanya terdiam menanti kelanjutan dari sang tangan kanan yang tengah berkeluh kesah, jarang sekali takeshi berkeluh kesah kepadanya, selama ini takeshi selalu membantu segala pekerjaan smoky tanpa banyak bicara.
"sejak kejadian itu bantuan datang tanpa diduga, orang-orang dari hoodlum squad pun turut membantu bahkan rocky pun datang langsung, apa boleh begini smoky?" tanya takeshi yang kini menatap smoky.
"apa yang menjadi fikiranmu takeshi?" ucap smoky halus, sangat halus hingga terdengar seperti berbisik bagi orang luar yang memperhatikan mereka.
"aku hanya takut bahwa semua ini akan mengakibat kita kehilangan sesuatu yang berharga, bahwa segalanya akan ada bayarannya" ungkap takeshi lemah, ia ketakutan akan kehilangan. ia hampir kehilangan smoky untuk melindungi keluarga dan rumahnya, ia bahkan hampir kehilangan dirinya sendiri saat berusaha untuk mempertahankan wilayahnya.
pertempuran kemarin hampir merenggut segalanya dari apa yang ia punya,
smoky melayangkan tatapannya, ia mencari kata yang tepat untuk menjawab kesah dari takeshi yang sebenarnya ia tak punya, kejadian kamarin pun cukup mengguncang bagi smoky, ia tak menyangka bahwa pemburuan kepalanya lah yang menjadi alasan dipertemukan kembali dengan kawan lama yang telah pergi. ia bahkan tak pernah berfikir untuk bisa bertahan sampai saat ini, penyakit yang dideritanya tak pernah bercerita atas keajaiban kecil yang dimilikinya untuknya bisa bernafas sejauh ini, semua ini tidak akan terjadi jika bukan karena amamiya.
dalam fikiran tersebut mata smoky bertemu dengan sepasang manik hitam milik si bungsu tersebut, ia selama ini tengah memperhatikan percakapan antara sang pemimpin dengan wakil dari penjaga kota ini. mata itu menangkapnya dengan tatapan tajam namun terasa lembut seakan dalam dekapan hangat selimut yang diberikan oleh anak-anak yang tengah menemani.
"percaya" ucap smoky tanpa melepaskan tatapan mata mereka.
"hah?"
"kita hanya bisa percaya kan pada takdir yang menuntun kita" sambung smoky lembut yang kini memperhatikan takeshi disampingnya.
takeshi tidak menjawab, ia sedang mencerna maksud dari pemimpinnya.
"meski itu akan menjadi hal buruk??" tanya takeshi pelan, ia masih agak ragu untuk mempercayainya.
begitu pun smoky
"meski itu buruk"
smoky kembali mengarahkan pandangannya pada manik kelam itu, manik yang masih setia memperhatikannya dari jauh, ia tak kunjung mendekat, pun tak ingin berpaling.
"karena semua ini pasti memiliki alasan untuk terjadi"
takeshi ingin mempercayai apa yang smoky utarakan sebagaimana biasanya ia mengikuti perintah dan ucapan smoky, namun hatinya masih ragu ia masih bergetar, ia masih belum bisa melupakan rasa hampir kehilangan yg merasukinya sejak kejadian itu. kebaikan-kebaikan yang ia dapat saat ini hanya membuatnya merasa sesak. seakan memberikan pertanda akan kehilangan besar diwaktu depan.
"jalani saja dan berlapang dada, kita hanya perlu mejalani takdir kita" seakan mengerti kegelisahan takeshi ia yang kini menatap takeshi tersenyum lembut.
"oniichan ayo turun, masaki-san membawa banyak makanan kita akan makan siang bersama" seru lala dari pinggir tangga, ia tersenyum riang seraya melambaikan tangannya meminta turun kedekatnya. smoky tau bahwa sebenarnya masaki sengaja masak banyak untuk makan bersama, entah sejak kapan kegiatan tersebut menjadi kegiatan rutin yg dilakukan oleh amamiya bersaudara dengan anak-anak di nameless road.
'aku memasak terlalu banyak sedangkan anak ini-tunjuknya pada hiroto yang sedang berpura-pura tidak mendengar omongannya- bahkan tidak mau menyentuhnya' keluh masaki saat pertama kali ia membawa makanan.
kebahagiaan tidak bisa ia tutupi saat melihat raut kenyang anak-anak yang melahapnya, masaki terlihat puas. pun hiroto yang berusaha menyembunyikan senyum simpulnya tak lepas dari penglihatan smoky.
"ayo takeshi, kita tidak ingin membuat lala menunggu kan?" ajak smoky sambil meraih tangannya. takeshi hanya tertawa simpul mendengar penuturan pemimpinya tersebut, ia masih ingat dengan jelas bagaimana marahnya lala saat mereka berdua terlambat datang untuk makan malam yang diadakan oleh lala juga rocky dan white rascals di new heaven mereka
'engga lagi aku liat lala yang seperti itu' ringis takeshi dalam hati.
dengan penuh perhatian ia menjaga smoky, mendampingi dan menuntunnya hingga saat ini. ia selalu berada didekat smoky, pemimpin yang bahkan shion dengan rela harus berjuang dengan tangan kotor hanya untuk menyelamatkan smoky dari cengkraman penyakitnya yang pada akhirnya ia harus menerima pahit penolakan dan pengusiran dari sang leader, meskipun diakhir ia tetap kembali ke nameless road.
takeshi mengeratkan pegangan tangannya saat mereka menginjak anak tangga terakhir. disana sudah berdiri hiroto seakan ia telah menunggu lama dalam posisinya untuk mereka turun dari cengkrama diatas. ia bisa melihat tangan hiroto yang sebelumnya tertutup oleh kantong celana kulit hitam yang ia pakai kini menyodorkannya pada mereka, dan menarik lembut smoky untuk berjalan didekatnya, merebut halus sang leader yang selalu dijaga oleh takeshi dan para rude boys. takeshi hanya tersenyum simpul, ia menengadahkan wajahnya ke langit
'percaya pada keluarga, kah?'
dari kejauhan terlihat shion dan yu yang berlari menghampiri, mereka membawa bungkusan pada masing-masing genggaman. takeshi menempatkan dirinya disamping lala yang disambung dengan senyuman manis darinya.
'karena kita adalah keluarga, kita akan selalu percaya dan melindungi keluarga ,
itulah yang kita jalani saat ini dan seterusnya'